Kisah Sekeluarga Yahudi Masuk Islam

>> Tuesday, November 3, 2009

Pada tahun 1998, Joseph Cohen seorang Yahudi Ortodoks kelahiran AS berhijrah ke Israel kerana keyakinannya yang sangat kuat pada ajaran Yahudi. Dia kemudian tinggal di kawasan penempatan Yahudi Gush Qatif di Gaza (Israel berundur dari wilayah Jalur Gaza pada tahun 2005).


Gush Qatif

Cohen tak pernah menyangka bahawa perpindahannya ke Israel akan membawanya pada cahaya Islam. Setelah tiga tahun menetap di Gaza, Cohen memutuskan untuk menjadi seorang Muslim setelah dia bertemu dengan seorang syeikh berasal dai UAE dan berbincang tentang teologi dengan syeikh tersebut melalui internet. Setelah masuk Islam, Cohen menggantikan namanya dengan nama Islam Yousef al-Khattab.

Tak lama setelah dia mengucapkan syahadat, isteri dan empat anak Yousef mengikuti jejaknya menjadi Muslim. Sekarang, Yousef al-Khattab aktif berdakwah di kalangan orang-orang Yahudi, meskipun dia sendiri tidak diakui lagi oleh keluarganya yang tidak suka melihatnya masuk Islam.

"Saya sudah tidak berhubung lagi dengan keluarga saya. Kita tidak boleh memutuskan hubungan kekeluargaan, tapi pihak keluarga saya adalah Yahudi dengan identiti yahudi yang amat kuat. Kami tidak mempunyai pilihan lain, selain memutuskan hubungan untuk masa terdekat ini. Kata-kata terakhir yang mereka lontarkan pada saya, mereka mengatakan saya barbarian," kata Yousef tentang hubungan dengan keluarganya sekarang.

Dia mengakui, berdakwah tentang Islam di kalangan orang-orang Yahudi bukan pekerjaan yang mudah. Menurutnya, langkah pertama yang harus dilakukan dalam mengenalkan Islam adalah, bahawa hanya ada satu manhaj dalam Islam iaitu manhaj yang dibawa oleh Rasululullah saw yang kemudian diteruskan oleh para sahabat-sahabat dan penerusnya hingga sekarang.

"Cara yang paling baik untuk membuktikan bahawa Islam adalah agama untuk semua umat manusia adalah dengan memberikan penjelasan berdasarkan ayat-ayat al-Quran dan yang membezakan antara umat manusia adalah ketaqwaannya pada Allah semata mata," ujar Yousef.

"Islam bukan agama perkauman yang membezakan warna kulit dan bangsa. Kita punya bukti-bukti yang sangat kuat, firman Allah dan kata kata Rasulullah saw. Kita berjuang bukan untuk membenci kaum kafir. Kita berjuang hanya demi Allah semata mata, untuk melawan mereka yang ingin membunuh kita, yang menjajah tanah air kita, yang menyebarkan kemungkaran dan menyebarkan ideologi Barat di negara kita, misalnya ideologi demokrasi," sambung Yousef.

Dia mengatakan bahawa dasar ajaran agama Yahudi sangat berbeza dengan Islam. Perbezaan utamanya dalam masalah tauhid. Agama Yahudi, kata Yousef percaya pada perantara dan perantara mereka adalah para rabbi. Orang-orang Yahudi berdoa melalui perantaraan rabbi-rabbi mereka.

"Judaisme adalah kepercayaan yang berasaskan pada manusia. Berbeza dengan Islam, agama yang berasaskan pada al-Quran dan Sunnah. Dan keyakinan pada Islam tidak akan pernah berubah, di semua masjid di seluruh dunia al-Quran yang kita dengarkan adalah al-Quran yang sama," ujar Yousef.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Jahudisme di sisi lain bersumberkan pada "tradisi oral" misalnya kitab Talmud yang disusun berdasarkan informasi dari mulut ke mulut yang kemudian dibukukan. Para rabbi sendiri, kata Yousef mengakui, mungkin saja banyak hal yang sudah orang lupa sehingga kesahihan kitab tersebut boleh dipersoalkan.

Kitab Taurat

Yousef memberitahu, kitab Taurat yang diyakini kaum Yahudi sekarang memiliki sebelas versi yang berbeza dan naskah-naskah Taurat itu bukan lagi naskah asli. "Alhamdulillah, Allah memberikan rahmat pada kita semua dengan agama yang mudah, di mana banyak orang yang mampu menghafal al-Quran dari generasi ke generasi. Allah memberkati kita semua dengan al-Quran," tegas Yousef. Meskipun demikian, dia percaya dialog adalah cara terbaik dalam berdakwah terutama di kalangan Yahudi.

Ditanya tentang kelompok-kelompok Yahudi yang mendakwa anti-Zionis. Yousef menjawab bahawa secara peribadi mahupun dari segi keagamaan, dia tidak percaya dengan Yahudi-Yahudi yang mendakwa anti-Zionis. "Dari sejarahnya saja, mereka adalah orang-orang yang selalu melanggar kesepakatan. Mereka membunuh para nabi, oleh sebab itu saya tidak pernah percaya pada mereka, meskipun Islam selalu menunjukkan sikap yang baik pada mereka," paparnya.

Yousef menegaskan bahawa pernyataannya itu bukan untuk membela orang-orang Palestin ataupun atas nama seorang Muslim. Pernyataan itu merupakan pendapat peribadinya. "Allah Maha Tahu," tegasnya.

Sebagai orang yang pernah tinggal di kawasan penempatan Yahudi di wilayah Palestin, Yousef mengakui adanya diskriminasi yang dilakukan pemerintah Israel terhadap Muslim Palestin. Yousef sendiri pernah dipukul oleh askar-askar Israel meskipun tidak seburuk perlakuan askar-askar Zionis itu kepada warga Palestin.

"Saya masih beruntung, penderitaan yang saya alami tidak seberat penderitaan saudara-saudara kita di Afghanistan yang berada dibawah penjajahan AS atau saudara-saudara kita yang berada di kem penjara AS di Kuba (Guantanamo)," katanya dengan rasa syukur.

Allah memberikan hidayah pada umatnya, kadang-kadang dengan cara yang tak terduga. Seperti yang dialami Cohen atau Yousef yang terus masuk Islam setelah berpindah ke wilayah pendudukan Israel di Gaza.


2 comments:

Unknown May 8, 2011 at 10:02 PM  

hidayah yg di berikan oleh Allah s.w.t

Entri terbaru : Aplikasi percuma Chrup Chrup untuk iklan di blog

Unknown October 29, 2011 at 1:00 AM  

Alhamdulillah...kadang2 "rezeki" yg Allah bagi tu kita tak akan sangka puncanya...hanya Allah maha mengetahui atas segala yg terjadi....


Crash Test Paling Laju dalam Dunia"

Related Posts with Thumbnails

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP