Kedudukan Jesus Kristus Dalam Islam (2) – Muqaddimah Penulis

>> Monday, December 14, 2009


Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam semoga tercurah atas Rasulullah, keluarga, para shahabat serta orang-orang yang mengikuti petunjuk beliau.

Amma ba’du:
Seluruh umat telah sepakat bahwa Allah-lah yang menciptakan alam semesta ini; baik langit, bumi, apa yang ada di antara keduanya dan apa yang ada di dalamnya baik malaikat, jin maupun manusia.



Dia-lah yang mengatur alam semesta ini dan menatanya. Segala sesuatu tunduk terhadap kehendak dan kekuasaan-Nya. Walaupun demikian, Allah memeliharanya dengan kelembutan, kasih sayang dan hikmah-Nya.



Dia memberi kewajiban kepada orang yang berakal untuk menyembah dan taat terhadap perintah-Nya, dan untuk itulah Allah menciptakan mereka, sebagaimana firman Allah ta’ala:



وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ * مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ * إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ


“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan tidaklah aku menghendaki agar mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (Adz Dzariyaat: 56-58)



Dia juga membekali mereka dengan segala sesuatu yang bisa membantu mereka dalam melaksanakan beban (ibadah) ini berupa fitrah yang sehat, akal yang bisa untuk berpikir dan menundukkan apa yang ada di langit dan di bumi.



Lalu Dia mengutus kepada mereka para rasul yang mulia tatkala syaithan dan sekutunya membelokkan manusia dari tujuan diciptakannya manusia (yaitu menyembah/beribadah hanya kepada Allah semata) kepada syirik, beribadah kepada syaithan dan keluar dari jalan Allah yang lurus.



Sebagai tokoh dari para rasul yang mulia tersebut adalah orang-orang yang mempunyai keteguhan hati (ulul ‘azmi) dari para rasul yaitu: Muhammad, Ibrahim, Musa, ‘Isa dan Nuh ‘alaihim ash-shalatu wa akramu at-taslim.



Allah subhanahu wata’ala berfirman:



شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ


“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (Asy Syura: 13)



Maka seluruh rasul dengan dipimpin oleh para rasul tersebut di atas agama mereka hanyalah Islam tidak ada agama yang lainnya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:



إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.” (Ali Imran: 19)



Allah subhanahu wata’ala berfirman:



وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali Imran: 85)



Allah subhanahu wata’ala berfirman:



يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ * وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ
“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Sesungguhnya ummah ini, adalah ummah kamu semua, ummah (agama) yang satu, dan aku adalah Tuhanmu, Maka bertakwalah kepada-Ku.” (Al Mu’minun: 51-52)



Yang dimaksud dengan kata “ummah” disini adalah agama. Maka agama mereka adalah satu yaitu Islam yang mengandung pengikhlasan agama untuk Allah Yang Maha Esa, Maha Tunggal dan hanya Dia yang berhak untuk disembah.



Seluruh makhluk adalah hamba-Nya, di antara mereka adalah para rasul yang mulia, dan di antara mereka adalah ulul ‘azmi yaitu Muhammad, Ibrahim, Musa, ‘Isa dan Nuh. Mereka semua adalah hamba-Nya yang dicipta untuk beribadah kepada-Nya dan menyeru manusia kepada ajaran tersebut. Dialah Rabb Yang Maha Pencipta dan yang disembah, tidak ada sesuatu pun yang memiliki andil dalam seluruh ciptaan-Nya sebesar biji atom pun dari alam semesta ini; tidak di dalam penciptaan, memberi rizki, menghidupkan, mematikan dan tidak pula di dalam perkara-perkara yang Dia menyendiri dengannya seperti sifat Rububiyyah, Uluhiyyah dan sifat keluhuran serta keagungan-Nya.



قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ * اللَّهُ الصَّمَد ُ *لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ * وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ *
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada memiliki anak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (Al Ikhlas: 1-4)



Dan yang dimaksud setelah pembukaan ini adalah menjelaskan tentang kedudukan Rasulullah yang mulia ‘Isa bin Maryam ‘alaihis shalatu wa salam dan kedudukannya di dalam Islam.



-bersambung ke bagian 3-



(Silakan disebarluaskan untuk kepentingan dakwah Islam kepada umat manusia seluruhnya dengan mencantumkan URL: www.ulamasunnah.wordpress.com).

0 comments:

Related Posts with Thumbnails

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP